1.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallm bersabda “Iman
paling afdol ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu
dimanapun kamu berada“. (HR. Ath Thobari)
حَدَّثَنَا أَبُو
بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا حَفْصٌ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءٍ
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ رَآهُ بِقَلْبِهِ
2.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu
Syaibah telah menceritakan kepada kami Hafsh dari Abdul Malik dari ‘Atha’ dari
Ibnu Abbas dia berkata, “Beliau telah melihat dengan mata hatinya.”
(HR Muslim 257)
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285)
Artinya :
Rasul
telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”,
dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami ta’at.” (Mereka berdo’a):
“Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”
3. Sikap
dan watak yang demikian adalah sikap dan watak yang ditimbulkan oleh
ajaran-ajaran Alquran dan ketaatan melaksanakan hukum Allah swt. Inilah yang
dimaksud dengan jawaban Aisyah r.a. ketika ditanya tentang akhlak Nabi Muhammad
saw. beliau menjawab:
ألست تقرأ القرآن؟ قلت
بلي قالت : فإن خلق نبي الله كان القرآن
Artinya:
Bukankah engkau selalu membaca Alquran?” Jawabnya: “Ya.” Aisyah berkata:
“Maka sesungguhnya akhlak Nabi itu sesuai dengan Alquran.” (HR Muslim)
4. Dinyatakan
pula pendirian kaum muslimin terhadap para rasul, yaitu mereka tidak
membeda-bedakan antara rasul-rasul Allah; mereka berkeyakinan bahwa semua rasul
itu sama, baik pengikutnya sedikit maupun banyak, baik hukum-hukum yang
dibawanya ringan atau berat, banyak atau sedikit, semuanya adalah sama,
perbedaan itu disesuaikan dengan keadaan, kesanggupan dan kemaslahatan
umat-umat mereka. Firman Allah swt:
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا
وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ
وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ
رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ (136)
Artinya:
Katakanlah (hai orang-orang mukmin), “Kami beriman kepada Allah dan apa
yang diturunkan kepada kamu dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,
Ishak, Yakub dan anak cucunya dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta
apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan
seorang pun di antara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya. (Q.S
Al Baqarah: 136)
Suatu
keutamaan yang dipunyai seorang rasul mungkin tidak dipunyai oleh rasul yang
lain, dan rasul yang lain itu mempunyai keutamaan pula. Berfirman Allah swt.:
تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى
Artinya:
Rasul-rasul itu kami lebihkan sebahagian (dari) mereka atas sebahagian yang
lain. (Q.S Al Baqarah: 253)
5. Akhlaq dalam Berkeluarga.
a. Birrul
Walidaini.
Birrul
walidaini berasal dari bahasa arab yang terdiri kata birru artinya
kebajikan (dalam surat Al-baqarah ayat 177) dan al-walidaini
artinya dua orang tua atau bapak ibu. Kemudian birrul walidaini adalah
melaksanakan kebajikan dan berbuat baik kepada kedua orang tua.
Semakna
dengan birrul walidaini, Al-quran menggunakan istilah ihsan (wabi al-walidaini
ihsana), seperti yang terdapat dalam surat Al-Isra ayat 23 :
وَقَضَىٰ
رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا
يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا
أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Artinya
:
“Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.”(QS.Al-Isra 17: 23).
Banyak cara
bagi seorang anak untuk dapat mewujudkan birrul walidaini, antara lain:
a) Mengikuti keinginan dan saran orang tua
dalam berbagai aspek kehidupan, baik maslah pendidikan, pekerjaan, jodoh,
maupun masalah lain. Hal demikian sesuai dengan tuntunan Al-Quran:
وَإِنْ
جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا
ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ
إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya
:
“Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS. luqman31:15).
panglimatipurwakarta.wordpress.com |
b)
Menghormati dan memuliakan kedua orang tua dengan penuh rasa terimakasih dan
kasih sayang atas jasa-jasa keduanya yang tidak mungkin bisa dinilai dengan
apapun.
Allah SWT
berwasiat kepada kita untuk berterimakasih kepada ibu bapak sesudah bersyukur
kepada-Nya:
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya
:
“Dan kami wasiatkan
(wajibkan) kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.”(QS.Luqman 31: 14).
c)
Mendoakan ibu bapak semoga diberi oleh Allah SWT keampunan, rahmat dsb.
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا
وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلا تَبَارًا
Artinya:
Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke
rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.
Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang lalim itu selain
kebinasaan".(QS.Nuh 71: 28).
وَاخْفِضْ
لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي
صَغِيرًا
Artinya:
“Dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: “Wahai
Tuhanku, kasihinlajh mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku waktu kecil.” (QS.Al-Isra 17: 24).
d. Hak, kewajiban dan kasih sayang suami isteri.
Salah satu
tujuan perkawinan dalam islam adalah untuk mencari ketentraman atau sakinah.
Allah SWT berfirman:
وَمِنْ
آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا
وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya :
“Dan di
antara tanda-tanda kekuasaannya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu mendapatkan kehidupan yang tenteram
(sakinah), dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir.” (QS.Ar-Rum 30: 21).
e.
Silaturahmi.
Hubungan
kasih sayang harus dijaga dan dibina sebaik-baiknya dengan seluruh anggota
keluarga besar itu. Allah SWT berfirman:
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ
بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Artinya
:
“Hai sekalian manusia,
bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan
dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu.”(QS.An-Nisa 4: 1)
6. Akhlaq Bermasyarakat
a.
Bertamu
Sebelum
memasuki rumah seseorang, hendaklah yang bertamu terlebih dahulu meminta izin
dan mengucapkan salam kepada penghuni rumah. Allah SWT berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا
وَتُسَلِّمُوا عَلَىٰ أَهْلِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Artinya :
“hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan member salam kepada penghuninya. Yang demikian itu
lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS.An-Nur 24: 27).
b.
Hubungan Baik dengan Tetangga
Buruk
baiknya sikap tetangga kepada kita tergantung juga bagaimana kita bersikap
kepada mereka. Oleh sebab itu sangat dapat dimengerti kenapa Allah SWT
memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik dengan tetangga, baik tetangga
dekat maupun tetangga jauh. Allah SWT berfirman:
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ
وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ
بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ
مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Artinya :
“Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membanggakan diri.” (QS.An-Nisa 4: 36).
7. Akhlaq Bernegara
Musyawarah
Sesuatu hal
yang menunjukan betapa pentingnya musyawarah adalah bahwa ayat tentang
musyawarah itu dihubungkan dengan kewajiban shalat dan menjauhi perbuatan keji.
Allah SWT berfirman:
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ
وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ
بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ
مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Artinya :
“Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membanggakan diri.” (QS.An-Nisa 4: 36).
Allah SWT
berfirman:
(37)وَالَّذِينَ
يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ
(38)وَالَّذِينَ
اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ
وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
Artinya :
“Dan (bagi)
orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, dan apabila
mereka marah, mereka member maaf. Dan (bagi) orang-orang yang menerima
(mematuhi) seruan Tuhan-nya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarah antar mereka; dan mereka menafkahkan sebagian
dari rezeky yang kami berikan kepada mereka.” (QS.Asy-Syura 42: 37-38).
8. Akhlak dalam Al-Qur’an
Dan barangsiapa yang mengkaji
sunnah-sunnah Nabi, yaitu perjalanan hidup Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam dan hadits-haditsnya, akan mendapatkan dan memahami kemuliaan akhlak dan
keagungannya. Untuk itulah Allah kembali menegaskan kemuliaan akhlak itu pada
akhir Surat Al-Furqan. Allah berfirman :
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا (63) وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا (64) وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا (65) إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (66) وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا (67) وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا (68)
Artinya :
“
Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang
yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang yang
jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri
untuk Rabb mereka. Dan orang-orang yang berkata : 'Ya Rabb kami, jauhkan adzab
jahannam dari kami, sesungguhnya adzabnya itu adalah kebinasaan yang kekal'.
Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan
apabila orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu)
ditengah-tengah antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak menyembah Ilah
yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina,
barangsiapa yang melakukan demikian ini, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa
(nya)". [Al-Furqan : 63-68]
Lalu
Allah menjelaskannya dengan ayat-ayat berikut ini :
يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا (69)
"Artinya
:
(Yakni)
akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam
adzab itu, dalam keadaan terhina". [Al-Furqan : 69]
Mereka berada dalam siksaan, kecuali :
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (70) وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا (71)
Mereka berada dalam siksaan, kecuali :
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (70) وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا (71)
Artinya
:
Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman
dan mengerjakan amal shalih ; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah
dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan
orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shalih, maka sesungguhnya dia
bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya".
[Al-Furqan:70-71]
Ini semua cerminan dari akhlak Ahlul Iman laki-laki dan wanita. Kemudian Allah melanjutkan firman-Nya :
Ini semua cerminan dari akhlak Ahlul Iman laki-laki dan wanita. Kemudian Allah melanjutkan firman-Nya :
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ (72)
"Artinya : Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu". [Al-Furqan : 72]
Ahlul
Iman adalah mereka mereka yang tidak memberikan persaksian palsu, bahkan mereka
adalah orang yang mengingkari serta memeranginya. Firman Allah :
وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا (72)
Artinya
:
“Dan apabila mereka bertemu dengan
(orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka
lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya".
[Al-Furqan : 72]
Lebih dari itu, Ahlul Iman akan menolak perbuatan yang tidak mendatangkan faedah, sebagaimana firman Allah berikut :
Lebih dari itu, Ahlul Iman akan menolak perbuatan yang tidak mendatangkan faedah, sebagaimana firman Allah berikut :
وَإِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ (55)
Artinya
:
“Dan apabila mereka
mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan
mereka berkata : 'Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu..." [Al-Qashash
: 55]
وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا (73)
Artinya
:
“Dan orang-orang yang
apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, mereka tidaklah
mengahadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta".
[Al-Furqan : 73]
Inilah sifat mukminin dan mukminat apabila diingatkan dengan ayat-ayat Allah mereka nampak khusyuk dan lembut hatinya serta mengagungkan Rabbnya bahkan menangis lantaran rasa takut kepada-Nya. Mereka melakukan itu karena mengharap pahala dari-Nya dan takut akan siksa-Nya. Allah berfirman :
Inilah sifat mukminin dan mukminat apabila diingatkan dengan ayat-ayat Allah mereka nampak khusyuk dan lembut hatinya serta mengagungkan Rabbnya bahkan menangis lantaran rasa takut kepada-Nya. Mereka melakukan itu karena mengharap pahala dari-Nya dan takut akan siksa-Nya. Allah berfirman :
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (74)
Artinya
:
“Dan orang-orang yang
berkata : 'Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertaqwa". [Al-Furqan : 74].
Ini semua merupakan sifat-sifat mukminin dan mukminat, mereka adalah Ibadurrahman (Hamba-hamba Allah) yang hakiki lagi sempurna. Demikian pula kata-kata "dzurriyah" yang mencakup laki-laki dan juga perempuan. Hal ini sebagai mana tersebut dalam hadist :
Ini semua merupakan sifat-sifat mukminin dan mukminat, mereka adalah Ibadurrahman (Hamba-hamba Allah) yang hakiki lagi sempurna. Demikian pula kata-kata "dzurriyah" yang mencakup laki-laki dan juga perempuan. Hal ini sebagai mana tersebut dalam hadist :
"إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له"
Artinya
:
Apabila anak Adam
(manusia) meninggal, terputus amalnya kecuali tiga perkara ; shadaqah jariyah,
ilmu yang dimanfaatkan atau anak shalih yang mendo'akannya".
أخرجه مسلم في "الصحيح" رقم 1631 , وأبو داود في "السنن" رقم 2880 =
Anak atau al-walad, termasuk di dalamnya adalah anak laki-laki atau perempuan, hal ini sebagaimana penjelasan di depan. Allah mempertegas hal ini dalam firman-Nya :
أخرجه مسلم في "الصحيح" رقم 1631 , وأبو داود في "السنن" رقم 2880 =
Anak atau al-walad, termasuk di dalamnya adalah anak laki-laki atau perempuan, hal ini sebagaimana penjelasan di depan. Allah mempertegas hal ini dalam firman-Nya :
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ (74)
Artinya
:
“Ya Rabb kami,
anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang
hati (kami)...." [Al-Furqan : 74]
Generasi yang baik (dzuriyatan thayyibah) adalah penyejuk mata bagi ayahnya, ibunya dan seluruh kerabat mukminin dan mukminat. Allah berfirman :
Generasi yang baik (dzuriyatan thayyibah) adalah penyejuk mata bagi ayahnya, ibunya dan seluruh kerabat mukminin dan mukminat. Allah berfirman :
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (74)
Artinya
: Dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertaqwa". [Al-Furqan : 74]
Kemudian Allah menegaskan balasan yang bakal diperoleh mereka, yaitu :
Kemudian Allah menegaskan balasan yang bakal diperoleh mereka, yaitu :
أُولَئِكَ
يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا
(75)
Artinya
:
“Mereka itulah orang
yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam jannah)".
[Al-Furqan : 75]
Manakala
mereka sabar menunaikan kewjibannya terhadap Allah, sabar terhadap yang
diharamkan Allah, sabar menerima musibah yang memedihkan, misalnya ; sakit,
kemiskinan dan selainnya, maka Allah akan membalasi mereka dengan sebaik-baik
balasan. Allah berfirman :
أُولَئِكَ
يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا
(75) خَالِدِينَ فِيهَا حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (76)
Artinya
:
“Mereka
itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam jannah), karena
kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di
dalamnya, mereka kekal di dalamnya. Jannah itu sebaik-baik tempat menetap dan
tempat kediaman".[Al-Furqan:75-76]
Di dalam Al-Qur'an Allah Subhanahu wa Ta'ala banyak menyebutkan sifat-sifat mukminin dan mukminat serta akhlak mereka yang mulia. Di antaranya sebagaimana tersebut dalam surat Al-Baqarah, Allah berfirman :
Di dalam Al-Qur'an Allah Subhanahu wa Ta'ala banyak menyebutkan sifat-sifat mukminin dan mukminat serta akhlak mereka yang mulia. Di antaranya sebagaimana tersebut dalam surat Al-Baqarah, Allah berfirman :
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا
وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ
عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ
وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ
بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ
الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (177)
Artinya
:
”Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi
sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta ; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat ; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya) ; dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa".
[Al-Baqarah:177]
Inilah
keadaan orang-orang yang bertaqwa dari baik laki-laki maupun perempuan. Allah
telah menjelaskan sifat-sifat mereka dalam ayat yang mulia ini.
وَلَكِنَّ
الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ
Artinya
: ..... akan tetapi sesungguhnya
kebaktian itu ialah beriman kepada Allah ..".
Makna ayat tersebut ialah : Akan tetapi, pemilik kebajikan yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi. Allah berfirman :
Makna ayat tersebut ialah : Akan tetapi, pemilik kebajikan yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi. Allah berfirman :
قُلْ
هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ
يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)
Artinya
:
Katakanlah
:'Diallah Allah, Yang Maha Esa'. Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya
segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia". [Al-Ikhlas :
1-4]
Beriman
kepada Hari Akhir, artinya ialah ; beriman kepada hari kebangkitan setelah
kematian. Pada hari itu, kiamat pasti datang dan hamba-hamba Allah pasti akan
dibangkitkan sebagaimana firman-Nya :
ثُمَّ
إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ (16) وَلَقَدْ خَلَقْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعَ
طَرَائِقَ وَمَا كُنَّا عَنِ الْخَلْقِ غَافِلِينَ (17)
Artinya
:
Kemudian,
sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian,
sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat".
[Al-Mukminun : 16-17]
وَأَنَّ
السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ
(7)
Artinya
:
Dan sesungguhnya hari
kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya ; dan bahwasanya Allah
membangkitkan semua orang di dalam kubur".
[Al-Hajj : 7]
Berkenan dengan keimanan terhadap Malaikat, maka kita mengimani bahwa Malaikat adalah makhluk yang taat kepada Allah, dia adalah pasukan Allah dan utusan penghubung antara Allah dengan hamba-hamba-Nya dalam menyampaikan perintah dan larangan-Nya. Allah menjelaskan sifat Malaikat dalam firman-Nya.
Berkenan dengan keimanan terhadap Malaikat, maka kita mengimani bahwa Malaikat adalah makhluk yang taat kepada Allah, dia adalah pasukan Allah dan utusan penghubung antara Allah dengan hamba-hamba-Nya dalam menyampaikan perintah dan larangan-Nya. Allah menjelaskan sifat Malaikat dalam firman-Nya.
لَا
يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)
Artinya
:
Mereka
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". [At-Tahrim : 6]
Allah
mencipta Malaikat dari cahaya dan mereka senantiasa melaksanakan
perintah-perintah-Nya. Allah berfirman :
وَقَالُوا
اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ (26) لَا يَسْبِقُونَهُ
بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ (27) يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا
خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ
(28)
Artinya
:
“Maha Suci Allah.
Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimulyakan, mereka
itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan
perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka
(malaikat) dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberi syafaat
melainkan kepada orang-orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu
berhati-hati karena takut kepada-Nya". [Al-Anbiya':26-28]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman berkenan dengan mereka (malaikat) :
Allah Azza wa Jalla juga berfirman berkenan dengan mereka (malaikat) :
لَا
يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)
Artinya
:
“Mereka
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan".
[At-Tahrim : 6]
Disamping
itu, seorang mukmin dituntut menyedekahkan harta yang dicintainya. Dan inilah
makna firman Allah :
وَآتَى
الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى
Artinya
: Memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya ....". [Al-Baqarah : 177]
Beginilah ahlul iman dan kebaikan, mereka menginfakkan harta bendanya di jalan kebaikan.
Pada ayat lain Allah juga berfirman :
Beginilah ahlul iman dan kebaikan, mereka menginfakkan harta bendanya di jalan kebaikan.
Pada ayat lain Allah juga berfirman :
تَتَجَافَى
جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ
يُنْفِقُونَ (16)
Artinya
:
Lambung mereka jauh
dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo'a kepada Rabbnya dengan rasa takut
dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka". [As-Sajdah : 16].
آمِنُوا
بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ
آمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ (7)
Artinya
:
Berimanlah
kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang
Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman
diantara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang
besar". [Al-Hadid:7].
Pada ayat lain, yaitu Surat Al-Baqarah : 177, Allah berfirman :
Pada ayat lain, yaitu Surat Al-Baqarah : 177, Allah berfirman :
وَآتَى
الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ
وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ
Artinya
:
... dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta ; dan (memerdekakan)
hamba sahaya ....". [Al-Baqarah : 177]
Sa'ilun atau orang yang meminta-minta, yaitu orang yang meminta-minta kepada manusia lantaran kebutuhan yang mendesak atau karena kemiskinannya. Bisa juga berarti peminta-minta yang belum diketahui keadaannya. Maka kepada mereka perlu dikasih bantuan guna menutup keadaan mereka yang kekurangan. Allah berfirman :
Sa'ilun atau orang yang meminta-minta, yaitu orang yang meminta-minta kepada manusia lantaran kebutuhan yang mendesak atau karena kemiskinannya. Bisa juga berarti peminta-minta yang belum diketahui keadaannya. Maka kepada mereka perlu dikasih bantuan guna menutup keadaan mereka yang kekurangan. Allah berfirman :
وَفِي
الرِّقَابِ
Artinya
: ... memerdekakan hamba sahaya
....." [Al-Baqarah : 177]
Maknanya : Menginfakkan hartanya untuk memerdekakan hamba sahaya atau memerdekakan budak, perempuan-perempuan, memerdekakan atau menebus para tawanan.
Maknanya : Menginfakkan hartanya untuk memerdekakan hamba sahaya atau memerdekakan budak, perempuan-perempuan, memerdekakan atau menebus para tawanan.
Kemudian
Allah berfirman :
وَأَقَامَ
الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ
Artinya
: ...menegakkan shalat dan membayar zakat
...."
Maknanya
: Sesungguhnya orang-orang beriman itu menegakkan shalat dan membayar zakat.
Menjaga shalat tepat waktunya sebagaimana disyari'atkan Allah dan membayar
zakat sebagaimana yang diatur oleh Allah.Allah berfirman :
وَالْمُوفُونَ
بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا
Artinya
: Dan orang-orang yang memenuhi janjinya
apabila berjanji".
(Yaitu apabila berjanji memenuhi janji itu dan tidak udzur terhadap janjinya). Kemudian Allah berfirman pula :
(Yaitu apabila berjanji memenuhi janji itu dan tidak udzur terhadap janjinya). Kemudian Allah berfirman pula :
وَالصَّابِرِينَ
فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ
Artinya
: Dan orang-orang yang sabar dalam
al-ba'su, adh-dhara' dan hina al-ba'si".
Artinya
sabar dalam keadaan perang. Allah memuji mereka dalam firman-Nya :
أُولَئِكَ
الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Artinya
: Mereka itu adalah orang-orang yang
benar dan mereka itu adalah orang-orang yang bertaqwa". [Al-Baqarah :
177]
Disebutkan pula sifat-sifat lain dari sifat Ahlus Shidqi sebagaimana tertera dalam Surat Al-Anfal, Al-Bara'ah dan Surat Al-Mukminun. Allah berfirman :
Disebutkan pula sifat-sifat lain dari sifat Ahlus Shidqi sebagaimana tertera dalam Surat Al-Anfal, Al-Bara'ah dan Surat Al-Mukminun. Allah berfirman :
قَدْ
أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2)
Artinya
: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang
yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya".
[Al-Mukminun : 1-2]
Barangsiapa
mengamati Al-Qur'an Al-Karim dan senantiasa berhubungan dengannya, niscaya akan
mendapatkan sifat-sifat tersebut. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
كِتَابٌ
أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو
الْأَلْبَابِ (29)
Artinya
:
Ini adalah sebuah kitab
yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan
ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
pikiran".[Shad : 29]. Allah berfirman :
إِنَّ
هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ
Artinya
: Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan
petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus". [Al-Isra : 9]
قُلْ
هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
Artinya
: Katakanlah ; 'Al-Qur'an itu adalah
petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman". [Fushilat : 44].
أَفَلَا
يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ
Artinya
: Maka apakah mereka tidak memperhatikan
Al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci". [Muhammad : 24].
9.
Akhlak
Tasawuf
Al-Qur’an
menjelaskan konsepsi tasawuf dalam bentuk dorongan manusia untuk menjelajahi
dan menundukkan hatinya. Serta tidak tergesa-gesa untuk puas pada aktifitas dan
ritual yang bersifat lahiriah . Seperti dinyatakan dalam ayat berikut.
أَلَمْ
يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ
مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ
عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ (الحديد
: 16)
Artinya :
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kapada kebenaran yang telah turun (kepada mereka). Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya diturunkan Al-Kitab kepadaNya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mareka, lalu hati mareka menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mareka adalah orang-orang yang fasik (Q.S. Al-Hadida [57]:16).
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kapada kebenaran yang telah turun (kepada mereka). Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya diturunkan Al-Kitab kepadaNya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mareka, lalu hati mareka menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mareka adalah orang-orang yang fasik (Q.S. Al-Hadida [57]:16).
Allah
juga memerintahkan manusia agar senantiasa bertaubat membersihkan diri dan
selalu memohon ampun kepada-Nya sehingga memperoleh cahaya dari-Nya.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحاً عَسَى رَبُّكُمْ
أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ
يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا
نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (التحريم : 8)
Artinya:
Hai
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang
sebenar-benarnya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu
dan memasukkan kamu ke dalam surge yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada
hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang beriman bersama dengan
dia, sedangkan cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka,
sambil mengatakan, “ Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami,
sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu”.
(Q. S. At Tahrim [66] :8).
Dalam
Al Qur’an menerangkan tentang penggemblengan jiwa, yang digunakan sebagai
landasan, yaitu dalam surat Al Ankabut [29] ayat 69)
وَالَّذِينَ
جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
(العنكبوت: 69)
Artinya:
“ Dan orang-orang yang berjihad untuk
(mencari keridaan) Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”.(Q.
S. Al Kanbut [29]: 69)
Firman-Nya lagi,
Firman-Nya lagi,
وَأَمَّا
مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى. فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ
الْمَأْوَى
(النازعات:40-41)
(النازعات:40-41)
Artinya:“Adapun orang-orang yang takut kepada
kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka
sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya”.
Tentang maqam ketaqwaan, Allah berfirman,
Tentang maqam ketaqwaan, Allah berfirman,
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً
وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ
عَلِيمٌ خَبِيرٌ (الحجرات:13)
Artinya :“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q. S. Al Hujurat
[49]:13)
10. Firman dalam
Pendidikan Anak
حَدَّثَنَا
الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ كَمَا تَنَاتَجُ الْإِبِلُ مِنْ بَهِيمَةٍ
جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّ مِنْ جَدْعَاءَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ
مَنْ يَمُوتُ وَهُوَ صَغِيرٌ قَالَ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا
عَامِلِينَ (رواه أبو داود)
Artinya : Menceritakan kepada kami Al-Qa’nabi dari Malik
dari Abi Zinad dari Al–A’raj dari Abu Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda :
“Setiap bayi itu dilahirkan atas fitroh maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, Nasroni sebagaimana unta yang melahirkan dari unta yang
sempurna, apakah kamu melihat dari yang cacat?”. Para Sahabat bertanya: “Wahai
Rasulullah bagaimana pendapat tuan mengenai orang yang mati masih kecil?” Nabi
menjawab: “Allah lah yang lebih tahu tentang apa yang ia kerjakan”. (H.R.
Abu Dawud)
11. Kompetisi yang Sehat dalam Pendidikan
73 – حدثنا الحميدي قال:
حدثنا سفيان قال: حدثني إسماعيل بن أبي خالد على غير ما حدثناه الزهري قال: سمعت قيس
بن أبي حازم قال: سمعت عبد الله بن مسعود قال:
قال النبي صلى الله عليه
وسلم: (لا حسد إلا في اثنتين: رجل آتاه الله مالا فسلط على هلكته في الحق، ورجل آتاه
الله الحكمة فهو يقضي بها ويعلمها).
Artinya
:
“Humaidiy
menceritakan kepadaku, dia berkata sufyan menceritakan kepadaku, dia berkata,
Ismail bin Kholid atas selain apa yang diceritakan Azzuhri menceritakan
kepadaku, dia berkata, aku mendengar Qais bin Abi hazim berkata, aku mendengar
Abdullah Bin Mas’ud berkata, Nabi Muhammad Saw bersabda : ”Tidak dosa hasud
kepada dua orang, pertama kepada laki-laki yang Allah telah berikan harta
kepadanya, maka ia habiskan dalam kebenaran, kedua laki-laki yang Allah berikan
kepadanya Ilmu hikmah, maka ia memutuskan perkara dengannya dan
mengajarkannya.”
(
HR. Bukhori).
12. Tahu Kondisi dan Belajar Memahami
Orang Lain
–
حدثنا محمد بن كثير قال: أخبرنا سفيان، عن ابن أبي خالد، عن قيس بن أبي حازم، عن أبي
مسعود الأنصاري قال:
قال
رجل: يا رسول الله، لا أكاد أدرك الصلاة مما يطول بنا فلان، فما رأيت النبي صلى الله
عليه وسلم في موعظة أشد غضبا من يومئذ، فقال: (أيها الناس، إنكم منفرون، فمن صلى بالناس
فليخفف، فإن فيهم المريض والضعيف وذا الحاجة).
“Muhammad
bin Katsir menceritakan kepadaku, beliau berkata,Sofyan menginformasikan
kepadaku, dari Ibnu Abi Kholid, dari Qois bin Abi Hazim, dari Abi Mas’ud Al
Anshoriy, beliau berkata, seorang laki-laki mengadu kepada Nabi, Ya Rasulullah,
hampir-hampir aku tidak dapat mengikuti sholat karena fulan memanjangkan
bacaannya kepada kami. Maka aku tidak pernah melihat Nabi saw dalam memberikan
nasehatnya lebih marah dibanding pada hari itu, kemudian beliau bersabda :
Wahai manusia, sesungguhnya kalian adalah orang yang membuat lari, barangsiapa
sholat bersama dengan manusia maka ringankanlah, karena sesungguhnya di
dalamnya terdapat orang yang sakit, orang yang lemah maupun orang yang
mempunyai keperluan.”
(HR
Bukhori. Bab Marah dalam memberikan nasehat dan pelajaran ketika melihat hal
yang tidak disukai).
13. Tentang Penguasaan Ilmu
وعن ابن عبا س رضي الله تعلا عنها انه قال : للعلماء درجات فوق درجاة
المؤمنين بسبعما ئة درجا ت. ما بين الد رجتين خمسا ما ئة سنة. يقا ل: الئلم افضل
من الئمل بخمسة او جة : الاول الئلم بغير عمل يكون والئمل بغير علم لا يكون. و
الثا ني الئلم بغير عمل ينفع والئمل بغير علم لا ينفع. والثا لث الئملل لازم
والئمل صفة الئباد. والصفة الله افضل من صفة الئباد. (اخرجه درة الناصحين) (رواه احمد)
Artinya:“Dari Ibnu Abbas RA berkata: bagi orang-orang yang berilmu (ulama)
beberapa derajat diatas derajat orang mukmin dengan berbanding 700 derajat.
Antara derajat yang satu dengan yang lain mencapai 500 tahun dikatakan: “ilmu
lebih utama dari amal melalui 5 sistem: 1) Ilmu tanpa amal pun tetap ada, dan
amal tanpa ilmu tak akan bisa, 2) Ilmu tanpa amal bisa manfaat, dan amal tanpa
ilmu tak ada manfaatnya, 3) Amal adalah permistian, dan ilmu yang menerangi
seperti lampu, 4) Ilmu adalah ucapan para nabi, 5) Ilmu adalah sifat Allah, dan
amal adalah sifatan hamba, sementara sifat Allah lebih utama dari sifatan
Hamba”. (Durrotun Nasihin) (H.R. Ahmad)
14. Tentang Penguasaan Ilmu
وقال ابن مسعود رضي الله عنه : عليكم
بالئلم قبل ان يرفع ور فعه موت رءاته فوالذي نفس بيده ليعدن رجا ل قتلوا في سبيل
الله شهداء انتبشهم الله علماء لما يرون من كرا مثهم فان احدا لم يعلد عا لما
وانما الئلم باالتعلم. (رواه الترمذ)
Artinya:“Ibnu Mas’ud RA berkata: kalian mesti berilmu (menguasai ilmu) sebelum
mati menjemput. Maka demi “dzat” yang menguasai diri yang menyayangi seseorang
yang meninggal di jalan Allah dengan mati syahid. Sesungguhnya Allah akan
membangkitkannya (ulama) karena kemuliaannya. Sesungguhnya seorang dilahirkan
tanpa ilmu dan ilmu bisa di dapat melalui dipelajari”. (H.R. Tirmidzi)
15. Harus Menghayati Apa yang Diajarkan
وعن العرباض بن
سارية رضي الله عنه قال : وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم:مو عظة وجلت منها
القلوب وذرفت منها العيون (رواه ترمذي)
Artinya:“Dari I’rbad bin Sariyah RA ia berkata:
Rasulullah SAW memberikan nasehat (pengarahan) pada kami, dan hentikan bergerak
hingga keluar air mata kami karenanya”. (H.R. Tirmidzi)
وعن ابي واقه اليس ان رسولالله صل الله
عليه وسلم: بينما هو جا لسه في المسجد والناس معه اذ اقبل ثلاثة نفر فاقبل اثنان
الى رسول الله صلى الله عليه وسلم: وذهب واحد قال فوقفا الى رسول الله صلى الله
عليه وسلم. فامااحدهما فراى فرجة فى الحلقة فجلس فيها واما الاخر فجلس خلفهم واما
الثالث فادبرذاهبا فلما فرغا رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: الااخبركم عن
النفر الثلا ثة. واما الاخر فاعرض الله فاعرض الله عنه. (اخرجه البخاري)
Artinya:“Dari Abi Allaisi, ia berkata sesungguhnya
Rasulullah SAW ketika beliau sedang duduk di mesjid bersama orang-orang pada
saat itu datang 3 kelompok, kemudian yang 2 tersebut menunggu Rasulullah SAW.
sementara diantara mereka yang satu melihat ruang kemudian ia duduk, sementara
yang lainnya lagi duduk dibelakang orang banyak. Dan orang yang ke 3
membelakangi lalu pergi. Ketika Rasulullah SAW selesai dari pembicaraannya
beliau berkata: ingat!! Aku informasikan tentang 3 kelompok tadi, satu dari
semua itu mereka mencintai Allah dan Allah pun mencintainya, kemudian yang
lainnya merasa malu, maka Allah pun malu akannya. Sementara yang lain lagi ia
berpaling, maka Allah pun berpaling darinya”. (H.R. Bukhari)
16. Mampu Mengendalikan Diri
عجبا لأمرالمؤمن، ان أ مره كله لخير، وليس
لأحد الا للمؤ من، ان اصابته سرا شكرا، وكان خير له، وان اصابته ضراء صبر، فكان
خيرا له (رواه امام احمد)
Artinya:“Keitimewaan (takjub) dari urusan seorang mu’min. Sesungguhnya segala
urusan mu’min itu baik, dan tidak ada seorang pun yang memilikinya melainkan
orang mu’min (orang yang memiliki ilmu) atau (orang yang hidupnya berkendali
ilmu): apabila ia dapat keburukan, ia akan bersyukur dan akhirnya dapat
kebaikan dan apabila mendapat madharat, ia selalu sabar, maka kebaikan pulalah
yang ia dapatkan”. (H.R. Ahmad)
17. Pentingnya Menjadi Guru
العلم خازائن، ومفتا حها السؤال، فاسألوا
يرحمكما الله، فانه يؤجر فيه اربعة – السا ئل، والمستمع، والمحب لهم (رواه ابو
نعيم عن على)
Artinya:Ilmu adalah gudang dan kuci pembuka gudang tersebut adalah pertanyaan/
permintaan. Maka kalian bertanyalah (pada guru / ulama) maka kalian akan di
rahmat Allah, sesungguhnya ada empat orang yang akan pendapat / diberi pahala
yaitu, orang yang bertanya, yang mengajarkan, yang mendengarkan, dan yang
mencintai pada orang-orang tersebut. (H.R. Abu Nua’im dari Ali)
قال النبي صلى الله عليه وسلم: قوام الد
نيا بأربعة اشياء: او لها بعلم العلماء والثانى بعدل الأ مراء والثالث بسخاوة الأغنياء والرابع بدعوة الفقراء ولو لا دعاء
الفقراء لهلك الأ غنياء ولوعدل الأمراء لأ كل بعض الناس بعضا كما يأ كل الذنب
الغنم (الحديث)
Artinya:“Berdiri tegaknya dunia dengan empat hal: 1) dengan ilmu para ulama
(guru) 2) dengan adilnya pemimpin, 3) dengan murahnya agniya (orang kaya), 4)
dengan do’anya orang fakir. Jika bukan / tidak karena ilmunya ulama (guru) maka
rusaklah orang-orang bodoh, dan jika bukan karena murahnya orang kaya maka
rusaklah orang-orang fakir, dan jika bukan karena do’anya orang fakir maka
rusaklah orang kaya, dan jika tidak dengan adilnya pemimpin maka manusia satu sama
lain akan saling tindas dan binasakan / saling terkam, seperti serigala
menerkam kambing”.
18. Salah Satu Sifat Pendidik Adalah
Penyantun
وعن معا وية بن الحكم السمي رضي الله عنه
قال: بينا انا اصلى مع رسول الله صلى الله عليه وسلم، اذ عطس رجل من القوم فقلت:
يرحمك الله، فرما نى القوم بابصرهم، فقلت واثكل امياه، ما شأ نكم تنظرون الي؟
فجعلوا فيضربون بأيديهم على افخادهم، فلما رأيتهم يصمتوننى لكنى سكتن فلما صلى
رسول الله عليه وسلم : فبابى هو وامى ما رأيت معلما قبله ولا بعده احسنى تعليما
منه، فوالله ماكرحرنى ولا ضربن ولا شتمن، قال ان هذه الصلاة لا يصلح فيها شين من
كلام الناس، انما هي التسبيح والنكبير وقرأة القرأة القران، اوكما قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم: قلت يا رسول الله انى حديث عهد بجا هلية، وقد جاءالله با
الاسلام، وان منا رجالا يأتون الضان قال فلا تأتيهم قلت: ومنارجال يتطيرون، قال:
ذلك شئ يجيد نه فى صدورهم فلا يصد هم (رواه مسلم)
Artinya:“Dari Mu’awiyyah bin Hakam Sulamy RA ia
berkata: ketika aku shalat bersama Rasulullah SAW pada saat itu ada seseorang
yang bersin-bersin, kemudian aku ucapkan “yarhamukalloh” (semoga Allah
menyayangimu) maka mereka (kaum) pada meroleh kepadaku, kemudian aku berkata:
“celakalah ibu-ibu orang itu” apa yang membuat kalian melihat aku? maka mereka
serentak memukuli pahanya dengan tangannya, lalu ketika aku melihat pada
mereka, mereka minta aku untuk diam / jangan bicara. Tetapi akhirnya aku diam,
maka ketika Rasulullah SAW melaksanakan shalat, “semoga jadi penebus dosa bapak
dan ibuku” aku tak pernah melihat seorang pendidik (guru) sebelumnya dan juga
sesudahnya yang lebih baik cara mendidiknya dari Nabi SAW. maka demi Allah, aku
tidak dibentuk, tidak dipukul, tidak pula dimaki, akan tetapi beliau berkata:
sesungguhnya shalat itu tidak dibenarkan ada suatu hal dari ucapan manusia,
sesungguhnya shalat itu ialah: Tasbih, Takbir dan Baca Al-Quran,” atau seperti
Rasulullah SAW bersabda: aku berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku orang
baru di zaman jahiliyyah, dan Allah mendatangkan islam, dan diantara kami ada
orang yang mendatangi dukun, Nabi berkata: “jangan datangi mereka, aku berkata:
dan diantara kami ada yang bertaruh pada burung, Nabi berkata: itu semua bisa
ditemukan pada hati-hati mereka, maka ia tak akan menolaknya”. (H.R.
Muslim)
19. Orangtua Wajib Mendidik Anaknya
كل مولود يولد على الفطرة فأبوه يهودا نه
او ينصرانه واويمجسانه (رواه مسلم)
Artinya: “Setiap
bayi itu lahir atas kesucian, maka kedua orangtuanya lah yang akan
menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi”. (H.R. Muslim)
وعن عمروبن شعيب عن ابيه عن جدهرضي الله
عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مروااولادكم با الصلاة وهم ابناء سنين
واضربوهم عليها وهم ابناء عشر، وفرقوا بينهم فى المضاجع (حديث رواه ابودود با سناد
حسن)
Artinya: “Dari Amru bin Syu’aib dari bapaknya dari
kakeknya RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: perintahkan anak-anakmu untuk
melaksanakan shalat, ketika mereka sampai di usia 7 tahun, kemudian pukul
mereka karena meninggalkan shalat jika telah sampai usia 10 tahun dan pisahkan
diantara mereka di tempat tidurnya”. (H.R. Abu Daud)
20. Orangtua Harus Memberikan
Pendidikan Terbaik
عن جا بربن سمرة قال: قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم: لأن يؤدب الرجل ولده خير له من ان ينصدق بصاع (رواه الترمذ)
Artinya:“Dari Jubair bin Samurah RA ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda: sungguh bahwa seseorang mendidik anaknya adalah lebih
baik daripada ia bersedekah satu sha”. (H.R. Tirmidzi)
21. Manajer Pendidikan Harus
Bertanggung Jawab
عن حديفة ابن اليمان رضى الله عنه قال:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من لا يحتم بأمره المسلمين فليس منهم ومن لا
يصبح ويمس نا صحا لله ولرسوله ولكتابه ولامامه ولعامة المسلمين فليس منهم (رواه
الطبرانى)
Artinya: “Dari riwayat Hudaifah ibnil Yaman RA
berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang tidak memperhatikan
kepentingan kaum muslimin maka ia tidak termasuk golongan mereka, dan barang
siapa pada waktu pagi dan petang tidak memberi nasihat bagi Allah, kitabnya,
imamnya, dan umumnya muslimin, maka ia juga tidak termasuk golongan mereka”. (H.R.
At-tabrany)
22. Kewajiban Mengajar
مثل ما بعثني الله به من الهدى والعلم،
كمثل غيث اصاب ارضا فكا نت منها طا ئفة طيبة قبلت الماء، فأنبتت الكلا والعشب الكشير
وكان منها طا ئفة طيبة قبلتالماء فنفع الله بها الناس فشربوا منها وسقوا وزرعوا،
واصاب طا ئفة منها اخرى، انما هي قيان لا تمسك ماء، فعلم وعلم، ومثل من لم يرضع
بذالك رأسا ولم يقبل هدى الله الذي ارسلت به.. (زواه ابو موس الا شعرى)
Artinya:“Perumpamaan tuntunan hidayah dan ilmu yang
diutuskan Allah padaku bagaikan hujan yang turun ke tanah ada tanah yang subur
menerima air, dan menumbuhkan tanaman dan rumput yang banyak, dan ada yang
kering hanya dapat menahan air sehingga orang dapat mengambil minum dan mengairi
tanaman, dan ada yang keras tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan. Demikianlah contoh orang yang dapat mengerti agama Allah dan
memanfaatkan akan apa yang di utus aku (Nabi) dengannya oleh Allah, lalu
belajar dan mengajar dan perumpamaan orang yang tidak mengangkat kepala dengan
tidak belajar dan mengajar, dan ada orang yang sama sekali tidak dapat petunjuk
ajaran Allah”. (H.R. Abu Musa Al-As’ary)
23. Pentingnya
Ilmuwan / ulama
روي عن النبي صلى الله عليه وسلم: من اهان
خمسة خسر خمسة : من استخف با العلماء خرالدين، ومن استخف با الامراء خسرالدنيا ومن
ستخف با الجيران خسرالمنا فع ومن استخف با الاقرباء خسرا المودة، ومنن استخف بأ
صله خسر طيب المعيثة (رواه البخاري)
Artinya:“Diriwayatkan dari Nabi SAW. Barang siapa
yang merendahkan lima hal, maka akan rugi pada lima hal: satu siapa yang
meremehkan ulama, maka akan rugi dalam hal agama, dan barang siapa yang
merendahkan pemimpin, akan rugi hal dunia, dan siapa yang meremehkan tetangga,
akan rugi kebaikannya”. (H.R. Bukhari)
24. Keutamaan Orang Yang Mengajar
عن ابي درداء قال: سمعت رسول الله صلى
الله عليه وسلم يقول: فضل العا لم على العابد كفضل القمر على الكو كب، وانما
االعلماء ورثة الآ نبياء, وان الآ نبياء لم يورثوا دينارا ولادرهما، انما
ورثوالعلم، فمن اخده اخد بحظ وكفر (رواه ابو داود والتر مذى)
Artinya:“Dari Abi Darda ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW beliau
bersabda: keutamaan orang alim dibanding ahli ibadah adalah seperti keutamaan
bulan dibanding bintang-bintang, sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi,
dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham,
sesungguhnya mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa mengambil warisan itu
berarti ia mengambil bagian yang sempurna”. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).
25. Motivasi Belajar
عن ابى هريرة رضى الله عنه ان رسول الله
قال: ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا الى الجنة (رواه مسلم)
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW
bersabda: Dan barang siapa menjalani akan suatu jalan, untuk mencari ilmu
pengetahuan, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju syurga”. (H.R.
Muslim)
عن ابن مسعود رضي الله عنه قال سمعت رسول
الله صلى الله عليه وسلم يقول: من تعلم با با من العلم ليعلم الناس اعطي ثواب
سبعين صديقا (رواه ابو داود)
Artinya: “Ibnu Mas’ud RA berkata: Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang mempelajari satu bab dari ilmu
dengan tujuan untuk menyampaikan kepada umat manusia, maka ia diberi pahala
seperti tujuh puluh sodikin”. (H.R. Abu Daud)
26. Kewajiban Belajar
عن انس بن مالك رضي الله عنه ان النبي صلى
الله عليه وسلم قال: اطلب العلم ولو باالصين، فان طلب العلم فريضة على كل مسلم، ان
الملا ئكة تضع اجنتها الطا لب العلم رضا بما يطلب (رواه ابن عبد البر)
Artinya: “Dari Anas bin Malik RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: carilah
ilmu meskipun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu adalah fardu /
wajib bagi setiap muslim, sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi
orang yang menuntut ilmu karena rela terhadap apa yang ia tuntut”. (H.R.
Ibnu Abdil Bar)
27. Ulama Adalah Pewaris Nabi
وعن ابي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى
الله عليه وسلم انه قال: من سلك طريقا الى العلم سلك الله طريقا ال الجنة، وانه
العالم يستغفرله من في السموات ومن فى الارض حتى اليتا فى الخير، ان العلماء ورثة
الانبياء (رواه ابو داود)
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW
bersabdal: Barang siapa menjalani akan suatu jalan untuk mencari ilmu
pengetahuan (ilmu Allah) maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju
syurga, sesungguhnya orang alim semua makhluk yang ada di langit, dan makhluk
yang ada di bumi hingga ikan Hiu yang ada di laut memohon ampunan baginya,
sesungguhnya ulama itu adalah pewaris Nabi”. (H.R. Abu Daud)
28. Ilmu Lebih Penting Dari Uang /
Harta
عن ابى ذر رضي الله عنه قال: قال عليه
الصلاة والسلام، من جلس عند العالم ساعتين او اكل معه لقمتين او سمع منه كلمتين او
مشي معه خطوتين اعطاه الله تعا لى جنتين كل جنة مثل الد نيا مرتين (رواه ابن ماجه)
Artinya: “Abu Dar RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang duduk
bersama orang alim dalam dua waktu, atau sama-sama makan dua suap atau
mendengar dua kalimat dari dia, atau melangkahkan kaki dua langkah bersamanya,
maka Allah akan memberikan dua syurga yang masing-masing syurga sebanding
dengan dua putaran dunia”. (H.R. Ibnu Majah)
وعن ابن عباس رضي الله عنه قال: قال النبي
صلى الله عليه وسلم : خير سليمان عليه السلام بين العلم والملك, فاختار العلم
فاعطي العلم والملك (رواه احمد)
Artinya:“Dari Ibnu Abbas RA ia berkata: Rasulullah
SAW bersabda: Sulaiman AS beliau memilih antara ilmu dan kerajaan, maka
kemudian beliau memilih ilmu, lalu diberikannya ilmu dan kerajaan”. (H.R.
Ahmad)
29. Ilmu Lebih Utama Dari Ibadah Shalat
عن ابى در قال عليه الصلاة والسلام : يا
ابا در للأن تخدو فتعلم بابا من كتب الله تعا لى خيرا لك من ان تصلى مانة ركعة
(رواه ابن ماجه)
Artinya: “Abu Dar berkata: Rasulullah SAW bersabda:
Ya Abu Dar seandainya kau pergi pagi lalu kemudian mempelajari ilmu satu bab
dari kitab Allah SWT maka itu lebih baik dibanding kau melaksanakan shalat
seratus rakaat”. (H.R. Ibnu Majah)
30. Pentingnya Menuntut Ilmu
وعن انس رضي الله عنه قال: قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم، من خرج فى طلب العلم فهو فى سبيل الله حتى ير جع (رواه
الترمذي)
Artinya: “Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda: Barang siapa yang keluar dengan tujuan menuntut ilmu, maka ia berada
di jalan Allah hingga sampai pulang”. (H.R. Tirmidzi)
عن ابى هريرة رضي الله عنه ان رسول الله
صلى الله عليه وسلم قال: من دعاء الى هدى كان له مثل اجور من تبعه لا ينقص ذلك من
اجورهم شياء (رواه مسلم)
Artinya: “Dari Abi Hurairah RA sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda: siapa yang memberi petunjuk ke jalan yang baik (dengan
ilmunya) maka ia akan mendapat pahala seperti yang di dapatkan oleh orang yang
mengikutinya tanpa kurang sedikit pun”. (H.R. Muslim)
31. Diantara Adab Murid Itu Memuliakan
Guru
وعن
انس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: وقروا من تتعلمون منه (رواه
ابو حسن المردى)
Artinya:“Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda: Muliakanlah orang yang telah memberikan pelajaran kepadamu”. (H.R.
Abu Hasan Al-Mawardi)
32. Keutamaan Dan Pentingnya Ilmu
وعن امامة رضي الله عنها قال: قال رسول
الله صلى الله عليه وسلم: اقرب الناس من درجة النبوة اهل العلم والجهاد، اما اهل
العلم فد لعا الناس على ما جاءت به الرسول واما اهل الجهاد فجاهدوا باسيا فهم على
ما جاءت به الرسل (رواه درقطن)
Artinya: “Dari Umamah RA ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda: orang paling dekat derajatnya dari para Nabi ialah
ahkul ilmi (yang berilmu) dan pejuang, jika orang yang berilmu memberi petunjuk
pada manusia melalui apa yang datang dari Rasul (ilmu), dan kalau pejuang
berjuanglah dengan pedangnya, seperti yang ditunjukkan Rasul”. (H.R.
Daruqutni)
وعن معاوية رضي الله عنها قال: قال رسول
الله صلى الله عليه وسلم : من ارادا الدنيا فعليه با العلم ومن اردالا خرة فعليه
با العلم ومن ارد هما فعليه با العل (رواه الدار قطنى)
Artinya: “Dari Mu’awiyah RA ia berkata: Rasulullah
SAW bersabda: Barang siapa menginginkan (kebahagiaan) duniawi maka dia harus
(mempunyai ilmu) dan barang siapa yang (menginginkan) kebahagiaan akhirat, maka
dia harus mempunyai ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka
harus mempunyai ilmu”. (H.R. Daruqutni)
33. Ulama Laksana Bintang Di Lautan
Bagi Nelayan
قال ابو مسلم الحولانى سمعت رسول الله صلى
الله عليه وسلم قال: مثل العلماء فى الارض الارض مثل النجوم فى السماء اذا برزت
للناس اهتددا بها (رواه ديلمي)
Artinya:“Abu Muslim Haulani berkata: saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda: perumpamaan ulama di muka bumi laksana bintang di
langit, apabila ia muncul buat manusia, mereka mendapat petunjuk karenanya”.
(H.R. Dailimi)
34. Ulama Laksana Pelita
وعن على كرمالله وجهه عن النبي صلى الله
عليه وسلم انه قال: سأ لت جبر يل عن اصحاب العلم فقال: هم سرج امتك فى الدنيا و
الأخرة، طلوبى لمن عرفهم، والويل لمن ان كرهم وابغضهم (رواه النساء)
Artinya:“Dari Ali Karromallohu Wajhah dari Nabi SAW
sesungguhnya beliau bersabda: Aku bertanya pada Jibril AS dari orang yang
berilmu (ashabul ilmi). Kemudian Jibril berkata: mereka ialah pelita (lampu)
ummatmu di dunia dan akhirat, beruntunglah orang yang mengenalinya dan
celakalah bagi orang yang mengingkari dan membencinya”. (H.R. Nasa’i)
وعن جابر رضي الله عنه قال: فاالنبي صلى
الله عليه وسلم : العلماء مصباح الأمة (رواه ابودر)
Artinya: “Dari Jabir RA ia berkata: Nabi SAW bersabda:
ulama itu adalah pelita bagi umat”. (H.R. Abu Dar)
35. Mencari Ilmu Untuk Mendapatkan
Ridho Allah
عن جابر رضي الله عنه قال: قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم : ان الله تعالى لا يقبل من العمل الا ما كان خا لصا وابتض به
رضاه (رواه نسائ)
Artinya: “Dari
Jabir RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya Allah SWT tidak akan
menerima amal seseorang kecuali dengan niat yang tulus dan semata-mata mencari
keridhoan-Nya”. (H.R. Nasa’i)
36. Belajar Tidak Boleh Bermotif
1 Menandingi
Ulama
2 Mengakali
Orang Yang Bodoh
3 Agar
Terkenal Diantara Manusia
وعن جابر رضي الله عنه قال: قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم لا تتعلم العلم لتبا هوا به العلماء، ولتماراوبه السفهاء
ولتصرفوا به وجه الناس اليكم، فمن فعل ذا لك فهو فى النار (رواه ابن
ماجه)
Artinya:“Dari Jabir RA ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda: janganlah kalian belajar (menuntut ilmu) bertujuan untuk berbangga
pada ulama karenanya, dan untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, begitu pula
bertujuan agar karenanya orang-orang dapat berpaling (menarik perhatian), maka
barang siapa yang melakukan itu maka ia masuk neraka”. (H.R. Ibnu Majah)
37. Tentang Pentingnya Niat Dalam
Mencari Ilmu
عن امير المؤمنين ابى حفص عمربن الخطاب
رضي الله تعالى عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: انما الاعمال با
النيات وانما لكل امرء ما نوى فمن كا نت هجرته الى الله ورسوله فحجرته الى الله
ورسوله ومن كا نت هجرته لدنيا يصيبها اومرأة ينكحها فهجرته الى ما ها جر
اليه (رواه شيخين)
Artinya:“Dari Amirul mu’minin Abi Hapsin, Umar bin
Khatab RA ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW beliau bersabda:
Sesungguhnya syah atau tidaknya suatu amal (perbuatan taat) tergantung pada
niat, dan bagi tiap orang punya niat, maka barang siapa yang niatnya hijrah
menuju Allah dan Rasulnya maka ia akan hijrah pada Allah dan Rasulnya, dan bagi
yang niatnya hijrah menuju dunia, akan sampai pada dunia, atau pada wanita maka
ia akan menikahinya, alhasil hijrahnya seseorang tergantung apa yang di
tujunya”. (H.R. Bukhari Muslim)
وعن رسول الله صلى الله عليه وسلم : كم من
عمل يتصد ر بصورة اعمال الدنيا ويسير بحسن النية من اعمال الأخرة، وكم من عمل
يتصدر بصورة اعمال الأخرة ثم يصير من اعمال الدنيا بسؤ النية (حديث حسن
صحيح)
Artinya: “Dari Rasulullah SAW: beberapa amal yang
berupa amal dunia, tetapi dengan baik niatnya akhirnya menjadi amal akhirat,
dan banyak pula yang berupa amal akhirat kemudian jadi amal dunia karena jelek
niatnya”. (Hadits Hasan)
38. Amal yang tidak terputus sampai
akhir hayat
إذا
مات إبن أدم إنقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية او علمينتفع به او ولد صالح يدعوا
له
Artinya: Apabila anak Adam (manusia) mati maka
terputuslah amalnya kecuali 3 hal; bersedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat
atau anak sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya. (HR.
Muslim)
39.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Salllam Adalah
Sosok Pribadi Yang Sangat Pemalu.
Allah Azza wa Jalla berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَن يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَىٰ طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَٰكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنكُمْ ۖ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ ۚ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاءِ حِجَابٍ ۚ ذَٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ ۚ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَن تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَن تَنكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِن بَعْدِهِ أَبَدًا ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ عِندَ اللَّهِ عَظِيمًا
Artinya :
“
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali
bila kamu diizinkan untuk Makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak
(makanannya)[1228], tetapi jika kamu diundang Maka masuklah dan bila kamu
selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan.
Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu
(untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang
benar" [Al-Ahzâb/ 33:53]
40. Aurat Wanita
يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ
عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ
ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Artinya :
“Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan
isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh
tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena
itu mereka tidak diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
(QS. Al Ahzab : 59)
41.
Akhlak Pemaaf
خُذِ
الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
Artinya :
“Jadilah
engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah
dari pada orang-orang yang bodoh. “(QS. Al A’raaf [7] ;
199)
42.
Akhlak
Bersih Diri
لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ
أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ
فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ
الْمُطَّهِّرِينَ
Artinya:
”Janganlah kamu
bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang
didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut
kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin
membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.”
(Q.S. At-Taubah [9]: 108)
2 comments
mantap artikelnya. sangat bermanfaat.
ReplyDeletebisnis online terbaru, mantap, akses www.kiostiket.com
subhanallah , menakjubkan
ReplyDelete