Thursday, October 26, 2017

Operasi Gigi Graham dengan BPJS, Terbukti Bisa!

Montreal, QC, Canada
<span>Photo by <a href="https://unsplash.com/@jonathanborba?utm_source=unsplash&amp;utm_medium=referral&amp;utm_content=creditCopyText">Jonathan Borba</a> on <a href="https://unsplash.com/s/photos/tooth?utm_source=unsplash&amp;utm_medium=referral&amp;utm_content=creditCopyText">Unsplash</a></span>
Photo by Jonathan Borba on Unsplash

Saat ini saya sedang mengalami sakit gigi untuk kesekian kalinya mengingatkan saya kembali saat harus kehilangan 5 gigi sekaligus semasa kuliah. Dulu, kepedulian saya akan kebersihan gigi cukup dengan sikat gigi sebelum tidur dan pagi hari sebelum aktivitas. Perawatan ke dokter gigi pada saat itu cukup mahal sehingga saya enggan untuk berkunjung sekedar membersihkan karang gigi ataupun cek gigi berlubang. 
Apalagi ketika sakit gigi, saya lebih memilih untuk menahan sebisa mungkin jika sudah menganggu aktivitas barulah saya memutuskan ke dokter gigi. Sampai moment itupun akhirnya datang, saya merasakan sakit gigi tak tertahankan sampai menyebabkan migrain, bahkan tidak sanggup untuk mengunyah makanan karena gusi sudah bengkak.

Saat itu masih suasana lebaran, sehingga tidak banyak praktek dokter yang buka. Saya mesti menahan sakit 3 - 4 hari menunggu sampai rumah sakit mulai bekerja. Setelah menahan sakit yang cukup lama, akhirnya saya bertemu dengan dokter gigi dan langsung melalui proses foto gigi, sampai diketahui penyebabnya yaitu gigi graham yang tumbuh kesamping mendorong gigi yang lain menyebabkan benturan yang membuat saya merasakan sakit setiap makan bahkan gusi membengkak, intinya perlu dioperasi untuk mengeluarkan graham yang belum sempat tumbuh itu.

Setelah mengetahui permasalahan, muncul permasalahan lainnya. Posisi saya saat itu akan segera berangkat ke Yogyakarta untuk melanjutkan kuliah setelah libur lebaran sehingga dokter menyarankan untuk melakukan operasi di Yogyakarta dan juga mengurus BPJS sebelum berangkat ke sana. Urusan administrasi dimulai. Saya mendapatkan surat rujukan ke Spesialis Bedah Mulut di RSUP Dr Sardjito, lanjut meminta rujukan dari klinik kesehatan yang tertulis sesuai pada kartu BPJS yaitu Klinik Utama Tanjung Pandan. Sepertinya, surat dari klinik kesehatan inilah yang akan menanggung biaya operasi nanti. Jujur, saya masih ragu akan kesaktian BPJS karena ini kali pertama menggunakannya.

PROSES PENDAFTARAN

Terbanglah saya ke Yogyakarta, memulai kembali aktivitas perkuliahan sembari mengurus persiapan operasi gigi ke RSUP Dr Sardjito. Hari pertama saya melakukan pendaftaran pasien BPJS di lantai 3 untuk poli bedah mulut dengan membawa fotokopi kartu BPJS, Surat Rujukan, Kartu Keluarga dan KTP, saat itu saya menyiapkan sekitar 12 rangkap dan membawa berkas yang asli. Alur yang saya lewati lebih kurang seperti tertera pada website ini >  Info Pendaftaran Pasien.

Setelah dipersilahkan menuju ruang poli bedah mulut, saya menemui bagian administrasi untuk menyerahkan berkas. Tak berselang lama nama saya dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Hasil dari pemeriksaan membenarkan bahwa gigi graham saya tumbuh kesamping membentur gigi yang ada di depan nya sehingga menimbulkan rasa sakit. Dokter menawarkan untuk mencabut semua gigi graham terakhir untuk memperkecil kemungkinan bila masalah ini muncul kembali, tidak perlu 2-3 kali operasi. Menakjubkan!

Saya sempat ragu namun cukup menguatkan diri untuk mengatakan "Baiklah, kalau itu yang terbaik"
Diputuskan ada 4 gigi graham yang akan dicabut namun dokter juga menambahkan untuk mencabut 1 gigi lagi karena dari hasil pemeriksaan ada satu gigi yang saling menimpa. Betapa menakjubkan berita ini!

OPERASI

Setelah diputuskan sebanyak 5 gigi yang dicabut, saya mesti melakukan pengecekan laboratorium karena akan dibius total. Saat proses pengecekan laboratorium dibutuhkan surat keterangan seperti pendaftaran awal dan ditambah surat rujukan dari poli bedah mulut. Proses cek labortorium yang dilalui yaitu ambil darah, foto rontgen (thorax), EKG dan pengecekan penyakit dalam. Semua ini dilakukan tanpa antrian yang berarti. Kalau tidak salah, saya membutuhkan waktu 2 hari untuk mengumpulkan hasil tes lab.  Setelah selesai, kumpulkan ke poli bedah mulut dan akan diberikan berkas persiapan operasi.

Sehari sebelum operasi, saya datang bersama teman sekitar 8 orang yang entah mereka begitu semangat untuk mengantarkan. Saya datang siang hari untuk mengecek kamar inap kemudian mencari makan siang. Disaat sedang makan siang bersama teman, salah satu dokter menelpon dan menanyakan keberadaan saya. Seharusnya saya sudah berada di kamar inap saat ini untuk bertemu dokter tersebut. Hore!

Sesampainya di kamar inap nampak seorang suster mengatakan "kalau udah masuk, jangan keluar-keluar!" Tiba-tiba saya heran dan mengingat kembali bahwa tidak ada percakapan yang mengatakan saya harus berada di kamar inap saat itu. Salah satu teman menemani saya sampai operasi besok dilakukan, sekitar pukul 08.00 pagi.

Ini kali pertama saya melakukan operasi dan cukup serius karena menggunakan bius total, rasa takut, bahagia, kecewa semuanya campur aduk tapi saya mesti menjalaninya. Suster mengantarkan pakaian operasi dan malunya, perjalanan dari kamar inap untuk sampai ruang operasi mesti menggunakan kursi roda dan banyak orang yang melihat mungkin dengan berbagai spekulasi. 

SELESAI

Kini saya telah terbaring di meja operasi dengan kurang lebih bersama 6 dokter, cukup ramai namun saya tidak ambil pusing karena tidak lama kemudian saya telah terlelap dalam tidur yang cukup panjang. Ternyata bius dimasukan melalui selang infus sehingga saya tidak sadar bahwa dokter tinggal menunggu saya hilang kesadaran. Pukul 2 siang operasi selesai dengan keadaan saya masih dalam pengaruh obat bius. Rasanya kepala berat, berputar antara sadar dan tidak, teriak tidak bisa, berbicara ngelantur kemudian tertidur kembali.

Pukul 5 sore keadaan saya kembali pulih dan saat sadar sudah dikelilingi banyak teman serta saudara yang memenuhi ruangan, keadaan kedua pipi saya bengkak dan tidak bisa bicara. Antara malu dan pasrah, satu persatupun pulang dan saya tidur kembali. Dihitung dari sebelum operasi, berada dirumah sakit selama 3 hari, biaya obat dan lainnya, saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun karena semua ditanggung oleh BPJS. Terimakasih BPJS!

Kalau saya tidak salah ingat, operasi menghabiskan kisaran 8 juta rupiah. Selama seminggu saya sulit makan sehingga berat badan saya turun 3 kg tapi jangan pernah mencoba untuk menurunkan berat badan seperti ini. Setelah jahitan dibuka, sekitar 5 hari kemudian saya baru bisa makan secara normal namun masih secara perlahan.

Terimakasih BPJS dan RSUP Dr Sardjito serta segenap dokter bahkan bagian administrasi yang membantu operasi serta kemudahan administrasi sehingga saya terbebas dari rasa sakit berkepanjangan tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Serumit apapun yang akan dilalui bila terus dijalani maka akan ada hasilnya! 

Jaga selalu gigi anda, mencegah lebih baik dari pada mengobati. Pengalaman ini saya lalui sekitar 4 tahun yang lalu dan cerita kali ini di motivasi dari www.shantystory.com mengenai "Pengalaman Operasi 5 Gigi dengan BPJS".

Post a Comment